Thursday, May 30, 2013

Pengertian Homoseksual, Transeksual dan Biseksual

Homoseksual, transeksual dan biseksual terkadang membingungkan sebagian orang untuk membedakan ketiganya. Karena kekurang tahuan, sehingga penggunaan ketiganya sering tidak tepat dalam menyebutkan sesuatu hal. Kita ingin menyebut perilaku seks waria misalnya kita sebut sebagai perilaku homoseksual, padahal yang tepat adalah perilaku transeksual.
Dibawah ini diberikan definisi untuk membedakan ketiganya antara homoseksual, transeksual dan biseksual.
Homoseksual adalah perilaku seks dengan ketertarikan pada sesama jenis kelamin. Jika sesama pria homoseksual disebut dengan gay, dan jika sesama wanita disebut lesbian. Cara penyaluran hasrat seks bermacam-macam sesuai dengan keinginan pasangan tersebut. Secara fisik, bisa melalui dubur bagi pria, merangsang bagian-bagian sensitif bagi wanita, atau menekan bagian-bagian tertentu yang merupakan bagian sensitif bagi pasangan homoseksnya. Perilaku homoseksual ini biasanya tetap ada yang bertindak sebagai laki-laki atau perempuan (baik gay maupun lesbi), sehingga tetap ada peran yang berbeda antara keduanya, apalagi dalam hidup berumah tangga, bagi pasangan homoseks ini.
Transeksual sebenarnya tidak mengarah kepada penyaluran dan orientasi seks, tetapi lebih kepada identifikasi jenis kelamin. Seorang yang transeksual, merasa dirinya berada pada fisik yang salah. Seorang yang laki-laki misalnya secara fisik, tetapi dia merasa adalah seorang perempuan, sehingga merasa jiwa perempuannya terperangkap dalam fisik laki-laki. Ataupun sebaliknya, seorang perempuan secara fisik, tetapi mempunyai jiwa laki-laki, sehingga merasa terperangkap dalam fisik perempuan. Banyak penyebab mengapa seseorang merasa salah dengan fisiknya, tidak sesuai dengan jiwanya. Penjelasan yang ada antara lain karena faktor biologis, genetic, kekerasan seksual, imitasi yang buruk, masalah ekonomi dan lain-lain. Seorang laki-laki yang merasa dirinya perempuan biasa disebut dengan waria (bencong). Sedangkan seorang perempuan yang merasa dirinya laki-laki biasa disebut tomboy.
Biseksual adalah penyaluran dan orientasi seks kepada dua jenis kelamin. Jadi seorang yang biseks, bisa berperan sebagai heteroseksual (pria dan wanita) ataupun berperan sebagai homoseks (sesama jenis kelamin). Bagi seorang yang biseks, kadang bisa membentuk rumah tangga dan diterima dalam masyarakat (terutama masyarakat timur), tetapi terkadang tetap memiliki hubungan yang intim dengan pasangan homonya. Seorang biseks biasanya muncul karena tekanan masyarakat yang tidak menerima perilaku homoseksual sehingga terpaksa menjalani hubungan yang heteroseks, walaupun dalam jiwanya masih menyukai jenis kelamin yang sama dalam orientasi seksualnya.
Yang menjadi catatan disini adalah, terkadang orang menyamakan antara waria denga perilaku homoseks. Waria yang mencintai atau memiliki pasangan laki-laki bukanlah seorang homoseks (walaupun waria asalnya laki-laki), karena jiwa waria adalah tetap perempuan, sehingga secara naluri menginginkan seorang laki-laki.

Pencegahan Depresi Postpartum

Pencegahan depresi postpartum dapat dilakukan dengan melakukan kursus untuk perawat maternitas dan profesi kesehatan lain. Hal ini disebabkan pada umumnya bantuan yang diberikan pertama kali adalah dari tenaga kesehatan. Ibu biasanya gagal keluar dari kondisi yang sulit karena perasaan yang kurang nyaman, sehingga sangat penting memberikan pelatihan atau kursus pada tenaga kesehatan professional agar mampu menolong ibu secara professional.
Menyelenggarakan kelas antenatal bagi ibu hamil dan keluarga. Keluarga mendapatkan pengetahuan tentang persalinan dan perawatan bayi, pengetahuan dan perhatian pada aspek emosional serta bagaimana penyelesaian masalah emosional.
Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang depresi postpartum dapat mengurangi kejadian depresi postpartum (Zahra, 2010). Konseling perkawinan bagi pasangan yang akan menikah ataupun sudah menikah. Konseling perkawinan bertujuan untuk membangun dan membina keluarga yang harmonis.
Seorang konselor menjelaskan tentang tujuan perkawinan, mempersiapkan perkawinan, membina perkawinan, membina hubungan seksual dalam perkawinan, dan mengasuh serta membimbing anak dalam keluarga. Konselor juga membantu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan keluarga (Nurbaeti, 2002).
 
artikel terkait :