Sunday, May 12, 2013

Rasa disaat Wanita di puncak Orgasme



Sebuah riset oleh sekelompok peneliti mengulik apa yang terjadi di pikiran wanita ketika mencapai puncak dalam hubungan intim. Hasil studi menemukan, orgasme atau klimaks mempengaruhi hampir keseluruhan otak dan tubuh wanita.
Peneliti Universitas Rutgers, AS menemukan bahwa saat mencapai puncak gairah seksual, sistem saraf wanita akan berubah sehingga tak merasakan sakit apapun, melainkan kesenangan.
Orgasme mempengaruhi hingga 30 bagian berbeda dari otak wanita, termasuk yang bertanggung jawab untuk emosi, sentuhan, kepuasan, dan memori.
foto : ziare
Dalam riset, peneliti meminta delapan wanita merangsang diri sendiri di bawah pindai MRI yang umum digunakan untuk mendeteksi tumor otak. Kebanyakan wanita membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk mencapai orgasme, meskipun sebagian lainnya membutuhkan waktu hingga 20 menit.
Selama itu, pindai MRI mengambil gambar otak setiap dua detik untuk menunjukkan bagian otak yang paling aktif selama orgasme. Para ilmuwan menemukan, dua menit sebelum orgasme, pusat otak pengontrol kepuasan yang berkaitan dengan makan dan minum diaktifkan.
Segera sebelum mereka mencapai klimaks, bagian otak lain terpengaruh seperti korteks sensorik yang menerima ‘sentuhan’, lalu menyebarkannya lewat thalamus ke seluruh bagian tubuh.
Bagian akhir dari otak akan diaktifkan adalah hipotalamus, atau bagian otak yang mengatur suhu, rasa lapar, haus dan kelelahan. Di saat yang sama bagian otak yang aktif adalah pengatur emosi. “Pada wanita, orgasme menghasilkan respon yang sangat luas di otak dan tubuh,” ujar Barry Komisaruk dari Universitas Rutgers kepada Daily Mail.
“Beberapa wanita mengangkat tangan mereka beberapa kali setiap sesi, dan seringkali hanya berselang beberapa detik.”
Studi ini membuktikan wanita cenderung mencapai orgasme lebih lama dan dapat mengalami pergantian yang cepat. Seorang wanita rata-rata mencapai orgasme selama 10-15 detik, sementara seorang pria diperkirakan hanya enam detik.

(sumber berita )

jangan lupa lihat ekspresi wajah disaat puncak orgasme

Penyimpangan Seksual | PSYCHOLOGYMANIA

Penyimpangan Seksual | PSYCHOLOGYMANIA


Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Penyimpangan seksual Umumnya dikaitkan dengan konteks sosial dan standar moral setempat. Namun ada yang secara konsisten, secara sosiologis dan psikologis, dianggap menyimpang.
Bentuk – Bentuk Penyimpangan Seksual
Bentuk – bentuk penyimpangan seksual sangat beragam. Berikut ini beberapa macam bentuk gangguan seksual.
1. Sadisme Seksual an Masokhisme Seksual
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
2. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
3. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.
4. Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
5. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
6. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
7. Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-lakinya.
8. Necrophilia/Necrofil
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
9. Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.
10. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
11. Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
12. Gerontopilia
Adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
13. Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Dalam DSM IV-TR, Homoseksual tidak termasuk gangguan seksual lagi, tetapi hanya pada kelainan arah pemuasan seksual. Hal yang memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari" pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
Manusia itu diciptakan Tuhan sebagai makhkluk sempurna, sehingga mampu mencintai dirinya (autoerotik), mencintai orang lain beda jenis (heteroseksual) namun juga yang sejenis (homoseksual) bahkan dapat jatuh cinta makhluk lain ataupun benda, sehingga kemungkinan terjadi perilaku menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Manusia walaupun diciptakanNya sempurna namun ada keterbatasan, misalnya manusia itu satu-satunya makhluk yang mulut dan hidungnya tidak mampu menyentuh genetalianya; seandainya dapat dilakukan mungkin manusia sangat mencintai dirinya secara menyimpang pula. Hal itu sangat berbeda dengan hewan, hampir semua hewan mampu mencium dan menjilat genetalianya, kecuali Barnobus (sejenis Gorilla) yang sulit mencium genetalianya. Barnobus satu-satunya jenis apes (monyet) yang bila bercinta menatap muka pasangannya, sama dengan manusia. Hewanpun juga banyak yang memiliki penyimpangan perilaku seksual seperti pada manusia, hanya saja mungkin variasinya lebih sedikit, misalnya ada hewan yang homoseksual, sadisme, dan sebagainya.
Kasus Gerontopilia mungkin jarang terdapat dalam masyarakat karena umumnya si pelaku malu untuk berkonsultasi ke ahli, dan tidak jarang mereka adalah anggota masyarakat biasa yang juga memiliki keluarga (anak & istri/suami) serta dapat menjalankan tugas-tugas hidupnya secara normal bahkan kadang-kadang mereka dikenal sebagai orang-orang yang berhasil/sukses dalam karirnya. Meski jarang ditemukan, tidaklah berarti bahwa kasus tersebut tidak ada dalam masyarakat Indonesia.